Tuesday, 3 April 2018

Apa Kabar Sekolah?

Sumber Gambar Google

Dulu, sekolah menjadi hal yang sangat dibutuhkan, tapi seiring berkembangnya zaman sekolah sekarang seolah suatu kewajiban yang mendekam dan membungkam, mengharuskan kita untuk mengikuti segala aturan-aturan yang mungkin tidak sesuai dengan kemauan serta bakat yang kita miliki. Berfikir bahwa sekolah lah tempat satu-satunya untuk menuntut ilmu, berfikir bahwa semua sumber pemikiran itu berasal dari sekolah. Inilah yang kemudian menjadi suatu hal yang mengurung pemikira kita untuk lebih berkembang bukan hanya stay pada tempat itu.

Modul-modul yang telah disususn seakan adalah langkah mutlak yang harus dilalui agar menuju ke kesuksesan. Padahal tidak, ada beberapa ilmuan-ilmuan yang tidak menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah. Berdasarkan modul yang telah disususn untuk mengarahkan kita maka kita senantiasa akan selalu terarah pada suatu arahan tanpa ada kreativias berfikir kita untuk keluar dan mengembangkan pola pikir serta wawasan untuk mencari sumber pengetahuan, yang sebenarnya sangat banyak diluar sana  dibandingkan yang ada disekolah. Akan banyak realias-realitas diluar sana yang bisa dijadikan sebagai pengetahuan baru.

Sekolah sekarang ini sudah keluar dari subtansinya yaitu tempat untuk menuntut ilmu. Mengapa demikian? Karena sekolah sudah dijadikan ajang kompetisi untuk mencapai kemenangan. Tentu saja, lumrahya manusia yang setiap manusia itu memiliki rasa ego masing-masing maka akan lebih menonjolkan lagi sikap egonya karena adanya jalan untuk memenangkan ego itu. Dimulai dengan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemenang, misalnya lebih kepada menatuhkan satu persatu teman agar saingan dapat berkurang tanpa memperhatikan lagi bahwa tujuan utamanya adalah meuntut ilmu. Hal demikian terjadi karena kompetisi itu lebih mementingkan hasil dibandingkan proses yang dilalui, berbeda dengan menuntut ilmu yang memang akan lebih mengutamakan proses yang dilalui karena dengan proses akan diketahui dengan sendirinya hasil yang akan kita dapat.

Dilihat dari sistem-sistem yang ada yang mugkin dari berbagai kalangan orang banyak bahwa system di sekolah itu adalah system yang memaksa sehingga sekolah sekarang ini bukan lagi menjadi suatu kebutuhan tapi adalah suatu kewajiban. Dimana sesuatu jika sudah menjadi kebutuhan maka apapun yang sudah menjadi kebutuhan itu akan kita lalui. Identiknya manusia itu haus akan hasil dan timbal balik dari apa yang dia telah kerjakan maka jika itu bukan menjadi kebutuhannya maka itu akan sulit untuk ditekuni. Maka jangan heran jika sekarang  banyak orang yang beranggapan bahwa sekolah itu bukan tempat yang menyenangkan.

    Ada satu lagi system yang memang sangat sulit untuk dilalui, yaitu system dimana siswa harus mempelajari semua mata pelajaran yang ada. Tanpa sedikitpun mempertimbangkan bakat serta minat yang diinginkan atau mungkin saja itu adalah suatu hal yang tidak kita butuhkan tetapi kita harus dipaksa dan ditekankan untuk memahami itu semua. Dimana seorang guru saja hanya bekerja di satu bidang yang memang itu adalah kemampuan dan minatnya. Terus apa halnya dengan kita yang hanya seorang siswa harus mempelajari dan mengerti semua mata pelajaran itu, kan tidak lucu. Disini kita bukan menuntut untuk mempersempit pengetahuan untuk belajar banyak hal, tapi coba bayangkan ketika itu adalah hal yang tidak sama sekali kita inginkan atau bahkan tidak kita butuhkan dalam mencapai tujuan tetapi tetap harus dipelajari kan akan sangat sulit. Karena ada banyak hal yang kita butuhkan dan lebih lebih penting untuk dipelajari lebih mendalam untuk menciptakan suatu skill. Disbanding kita harus mempelajari semua mata pelajaran itu namun ujung-ujungnya tidak ada skill yang terbentuk akibat tidak ada suatu pelajaran yang dipelajari secara mendalam

    Sebagian orang juga mengatakan bahwa salah satu system yang mungkin tidak etis ialah mewajibkan untuk menggunakan seragam-seragam atau ketentuan-ketentuan berpakaian yang menurut sebagian orang tidak ada sangkutpautnya dengan menuntut ilmu. Ada benanrnya juga yang mereka katakan, tetapi akankah ada baiknya juga ketika kita tela’ah terebih dahulu maksud dari aturan-aturan seragam atau berpakaian yang telah ditetapkan. Misalnya saja rambut gondrong bagi lakilki itu dilarang yang memang tidak menghalangi proes belajar mengajar dan tidak menghambat masuknya pelajaran itu ke otak. Tapi jika dipandang dari sisi hal mendisiplinkan maka itu wajar-wajar saja karena itu juga salah satu pembelajaran kedisiplinan.

    Apa sebenarnya yang salah dari sekolah? Sistemnya????
System yang mana yang sekiranya jadi masalah? Kompetisi?? Keharusan mempelajari semua pelajaran?? Metode pembelajaan?? Ataukah seragamnya??. Itu semua sebenarnya kembali lagi pada darimana sudut pandang kita karena system itu tidak semena-mena terbentuk, itu semua butuh yang namanya perancangan yang memang mempunyai suatu tujuan. Adapun dalam perbedaan pendapat dengan system yang ada itu sudah kembali ke sudut pandang kita lagi. Ketika memang tujuan kita adalah menuntut ilmu maka apapun system yang telah diterapkan itu bukan menjadi penghalang atau penghambat kita. Karena sudah dikatakan bahwa sekolah hanya salah satu tempat untuk menuntut ilmu dari banyaknya tempat yang bisa kita jadikan tempat untuk menutut ilmu.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Follow Us

KMP PNUP. Powered by Blogger.

PPKM Darurat dan Dampaknya terhadap Penanganan Pandemi di Indonesia

  PPKM Darurat dan Dampaknya terhadap Penanganan Pandemi di Indonesia Lonjakan kasus Covid-19 ( Corona Virus Desease 2019 ) yang terjadi d...

Paling Dilihat